Sejujurnya aku senang berlama-lama denganmu. Menikmati setiap detik yang menemani detak jantung kita. Suaramu, manjamu, dan semua hal yang kau hadirkan membuatku merasa lebih baik. Seringkali suasana hati yang sedang tak keruan bisa tiba-tiba tenang karenamu. Semakin hari kita semakin nyaman. Dan rasanya aku semakin terikat kepadamu. Ada rasa butuh yang membuatku semakin betah denganmu.
Namun, ada sesuatu yang tiba-tiba mendebarkan dadaku lebih kencang. Ada hal yang tiba-tiba menggoyahkan segalanya. Kata nyaman tak lagi terasa seaman dulu. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Aku bahkan tidak memercayai diriku sendiri. Aku jatuh hati pada seseorang yang sudah membiarkan hatinya diikat oleh orang lain.
Apakah perasaan ini salah? Adakah cinta yang tumbuh atas kesalahan? Atau, memang keadaan yang membuat semua ini menjadi salah. Lalu, kenapa ada cinta seperti ini? Pada saat kita bahagia, sementara ada seseorang yang belum kauselesaikan kisahmu dengannya. Apa semua ini benar-benar membuat kita bahagia?
Aku telah mencari jawaban untuk semua pertanyaan di kepalaku. Namun, aku tak menemukan apa pun selain kamu. Tidak ada dia, tidak ada siapa pun yang aku temukan. Lalu, apa ini bisa kita sebut cinta? Pada saat yang sama kita melukai dia. Apakah ini yang namanya kebahagiaan? Di saat yang sama kita menghancurkan hati seseorang.
Pada saat seperti ini, aku sama sekali tidak bisa memilih. Pergi meninggalkan orang yang kucintai, atau tetap bertahan dan membiarkan orang yang kucintai menyakiti. Aku tahu ini bukan pilihan. Namun, jatuh hati padamu bukanlah sebuah keinginan. Atau mungkin cinta memang datang dengan cara begini. Menguji apakah kita sanggup bertahan saat salah satu tersakiti.
Boy Candra, 06/09/2014
Catatatn Pendek untuk Cinta yang Panjang hlm. 15-16
Catatatn Pendek untuk Cinta yang Panjang hlm. 15-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar